Definisi mahasiswa dalam peraturan
pemerintah RI No. 30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar
di perguruan tinggi tertentu. Menurut Knopfemacher (dalam Suwono,1978)
mahasiswa merupakan insan – insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya
dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan
diharapkan menjadi calon – calon intelektual. Menjadi seorang mahasiswa
merupakan suatu kebanggaan tersendiri dan sekaligus menjadi tantangan yang
cukup berat. Sebagai kaum intelektual mahasiswa disematkan beberapa gelar diantaranya
:
1.
Agen
of Change
Mahasiswa mendapat gelar Agen of Change menunjukkan bahwa
mahasiswa menjadi sosok yang diharapkan mampu membawa perubahan demi kehidupan
yang lebih baik lagi dimasa mendatang. Sebagai “Agen of Change” mahasiswa diharapkan mampu untuk mengimplementasikan
disiplin ilmu yang dimiliki dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ada
dilingkungan sekitarnya.
2.
Social
Control
Sebagai generasi pengontrol seorang
mahasiswa diharapkan mampu mengontrol keadaan sosial yang ada dilingkungan
sekitarnya. Selain memiliki keahlian di bidang akademis seorang mahasiswa juga
diharapkan memiliki keahlian dalam bersosialisasi dan memiliki kepekaan yang
tinggi terhadap lingkungan disekitarnya. Dengan memiliki intelektualitas
seorang mahasiswa diharapkan mampu memberikan kritik dan saran jika
dilingkungan sekitrnya terjadi penyimpangan keadaan sosial yang tidak sesuai
dengan cita – cita dan tujuan bangsa.
3.
Iron
Stock
Mahasiswa sebagai kaum intelek
diharapkan mampu menjadi tulang punggung bangsa di masa yang akan datang. Sebagai
tulang punggung bangsa di masa yang akan datang seorang mahasiswa diharapkan
memiliki kemampuan intektualias yang tinggi dan moralitas yang tinggi agar
nantinya jika sudah menjadi seoarang pemimpin baik yang dapat mengayomi seluruh
seluruh rakyat.
Tugas,
tanggung jawab dan peluang mahasiswa dalam bisnis
Selain berperan sebagai
Agen of Change, Social Control dan Iron Stock mahasiswa juga memiliki tugas
utama. Tugas utama seorang mahasiswa tidak lain tidak bukan adalah belajar atau
menuntut ilmu secara serius sesuai dengan bidang ilmu yang sudah dipilih di
perguruan tinggi. Dengan belajar yang serius, mahasiswa diharapkan memiliki
wawasan yang luas khususnya pada bidang ilmu yang sedang dipelajari.
Bagi
mahasiswa yang memiliki jiwa entrepreneurship
dapat melihat peluang bisnis yang terbuka lebar di depan mata. Banyak peluang
bisnis yang cocok untuk dijalankan oleh mahasiswa dan tidak menganggu aktivitas
perkuliahan. Berikut ini ada beberapa peluang bisnis yang dijalankan oleh
mahasiswa diantaranya :
1. Bimbingan
Belajar
Mahasiswa sebagai orang intelek tentunya memiliki
kecerdasan akademik yang tinggi, atau minimal jauh lebih tinggi dari anak SMA.
Kecerdasan tersebut dapat dimanfaatkan untuk membuka sebuah usaha. Adapun usaha
yang dapat dibuka adalah usaha bimbingan belajar. Usaha bimbingan belajar
merupakan salah satu peluang usaha untuk mahasiswa yang paling sederhana,
karena tidak memerlukan peralatan yang banyak dan mahal. Dalam membuka usaha
bimbingan belajar banyak bidang ilmu yang dapat digunakan tergantung dari
kemampuan dan bakat mahasiswa sebagai pengajar bimbingan belajar. Misalnya jika
seorang mahasiswa kuliah di jurusan teknologi informasi, maka dapat memberikan
pelajaran seperti, mengetik, membuat program komputer, mengedit foto dan lain
sebagainya.
2. Jasa
Pengetikan
Mahasiswa dalam kuliahnya identik dengan berbagai
macam tugas yang diberikan oleh dosen dalam bentuk makalah dimana sebagian
besar dalam pengerjaannya menggunakan laptop atau komputer. Dari mengerjakan
berbagai macam tugas yang menggunakan laptop dan komputer membuat mahasiswa
memiliki kemampuan untuk mengetik naskah. Kemampuan ini dapat dijadikan sebuah
peluang usaha jasa pengetikan. Sasarannya bisa untuk mahasiswa lainnya yang
sangat sibuk dan tidak punya laptop atau perangkat komputer. Untuk membuka jasa
pengetikan ini cukup sederhana untuk dilakukan karena tidak memerlukan modal yang
besar cukup dengan laptop atau komputer, keahlian mengetik dan sebuah printer
untuk mencetak hasil pengetikan.
3. Jasa
Penerjemah
Bagi mahasiswa yang memiliki kemampuan berbahasa
asing, ini merupakan sebuah peluang untuk membuka jasa penerjemah. Usaha ini
dapat dimulai tanpa perlu modal uang yang besar karena modal utama menjalankan
usaha ini adalah kemampuan mahasiswa itu sendiri dalam bidang bahasa asing.
Jasa penerjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa asing atau sebaliknya adalah
profesi yang banyak dicari karena ada banyak sumber yang membutuhkan jasa
penerjemahan seperti buku, film, dokumen dan lain – lain.
4. Online
shop
Seiring dengan perkembangan teknologi, pemanfaatan
perangkat komputer dan internet menjadi barang kebutuhan pokok bagi para
mahasiswa. Selain digunakan untuk menunjuang proses perkuliahan perangkat
komputer dan internet oleh mahasiswa juga dapat dimanfaatkan untuk membuka
sebuah usaha yaitu online shop. Dalam usaha ini mahasiswa dapat menjual
berbagai macam jenis barang seperti kemeja, T-shirt, celana, pernak – pernik
dan lain sebagainya. Keuntungan dari bisnis online shop ini adalah mahasiswa
tidak perlu susah - susah mencari lahan atau menyewa toko untuk tempat bisnis
dan pemasaran yang lebih luas dari pada toko rumahaan biasa. Dengan membuka
usaha online shop mahasiswa bisa berjualan di dalam rumah, tidak memerlukan
waktu yang banyak.
Mahasiswa
dan jiwa entrepreneurship
Entrepreneurship
adalah suatu proses kreatifitas dan inovasi yang mempunyai resiko tinggi untuk
menghasilkan nilai tambah bagi produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan
mendatangkan kemakmuran bagi kewirausahaan. Entrpreneur
adalah mereka yang berani mewujudkan ide menjadi kenyataan. Menurut Joseph
Schumpeter, Entrepeneur is a person who
perceives an opportunity and creates an organization to pursue it (Bygrave,1994:2).
Wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang, kemudian menciptakan sebuah
organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Kesuksesan dalam berwirausaha
merupakan impian bagi banyak orang, tidak terkecuali bagi mahasiswa yang kini
sedang menempuh studi di perguruan tinggi. Kebanyakan mahasiswa memiliki angan
- angan setelah tamat kuliah dari perguruan tinggi bisa mendapatkan pekerjaan
yang baik sesuai dengan bidang ilmu yang sudah dipelajari. Seperti yang telah
kita ketahui bersama setiap tahun jumlah lulusan perguruan tinggi jauh melebihi
kapasitas lapangan pekerjaan yang
tersedia, sehingga hal ini mengakibatkan banyaknya pengangguran. Untuk dapat
mengurangi jumlah pengangguran maka diperlu ditumbuhkan jiwa entrepreneurship
pada mahasiswa. Hal ini sudah mendapatkan perhatian yang serius dari
pemerintah, hal ini terbukti dengan adanya program pengembangan jiwa
kewirausahaan telah dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia pada bulan
Juli 1995. Setelah program tersebut diluncurkan berbagai program rintisan
pengembangan jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa seperti Program
Kreatifitas Mahasiswa (PKM), KKN-Usaha dan Cooperative Education(Co-op). Dari program ini telah banyak
menghasilkan alumni yang terbukti lebih kompetitif di dunia. Program – program
yang telah dicanangkan oleh pemerintah seharusnya mendapat dukungan dari
civitas akademika di perguruan tinggi baik swasta maupun negeri dengan
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kewirausahaan
seperti memberikan matakuliah kewirausahaan dan prakteknya di setiap jurusan
yang ada di perguruan tinggi.Dengan adanya matakuliah kewirausahaan ini
diharapkan mahasiswa memiliki jiwa Entrepreneurship sehingga setelah tamat
kuliah dapat menjadi wirausaha yang sukses dan tentunya dapat membuka lapangan
pekerjaan baru.
Perbandingan
antara model bisnis tradisional dan online/digital
Dalam berwirausaha
mahasiswa dapat memilih beberapa model bisnis diataranya model bisnis
tradisional dan model bisnis online. Menurut Onno W. Purbo dan Aang Wahyudi
yang mengutip pendapat David Baum menyebutkan bahwa model bisnis online merupakan
suatu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan
perusahaan, konsumen dan komunitas melalui transaksi elektronik dan perdagangan
barang, pelayanan sebagai transaksi dan informasi yang dilakukan secara
elektronik. Model bisnis online digunakan sebagai transaksi bisnis antara
perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, atara perusahaan dengan
pelanggan, atau antara perusahaan dengan institusi yang bergerak dalam
pelayanan public. Sedangkan Model bisnis tradisional merupakan tempat
bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjualan
dan pembelian secara langsung dan biasanya ada proses tawar menawar anatara
pembeli dan penjual. Tempat yang digunakan biasanya berupa kios – kios atau
gerai, los dan dasaran terbuka yang disediakan oleh penjual maupun pihak
pengelola pasar.
Global
advertising berdasarkan segmen
Advertising
dapat didefinisikan sebagai sebuah sponsor, pesan yang dibayar melalui sebuah
media untuk dikomunikasikan melalui penyampaian secara umum. Beberapa pesan
dalam pengiklanan di design untuk berkomunikasi dengan orang orang di suatu
Negara atau sebuah pasar. Keegan (2005:437) mengemukakan “ Global Advertising may be defined as message whose art, copy,
headlines, photographs, tag lines and other elements have been developed
expressly for their world wide suitability.” (Global advertising dapat diartikan sebagai
pesan yang seni, salinan, topik utama, photo / gambar, garis label dan elemen –
elemen lainnya yang telah dikembangkan pengekspresiannya untuk di seluruh dunia).
Dalam
memperkenalkan / menjelaskan produk yang ingin dipasarkan, salah satu
strateginya yang dapat digunakan adalah melakukan kegiatan promosi periklanan.
Strategi ini sering digunakan dalam membidik pasar sasaran dimana dalam stategi
ini akan dilakukan pengelompokan pasar / segmen sebagai wilayah calon pembeli.
Dengan adanya pengelompokan pasar ini maka akan dapat memudahkan dalam
mengkomunikasikan produk yang dihasilkan melalui media periklanan. Menurut
Philip Kotler (1990:164-174), segmentasi pasar adalah memilah – memilahkan
suatu pasar yang luas ke dalam kelompok berdasarkan faktor geografi, demografi,
psikologi dan behavioristik.
1. Segmen
pasar berdasarkan faktor geografi
Tujuan pasar dalam unit geografis merupakan definisi
dari segmen pasar berdasarkan faktor geografis. Para advertiser pada segmen ini
mendesain produknya berdasarkan letak beroperasinya produk tersebut dengan
memperhatikan kebutuhan – kebutuhan masyarakat setempat. Dalam pembuatan design
periklanan advertiser memasukkan seni dan budaya dari daerah tertentu yang
menjadi ciri khas daerah tersebut. Sebagai contoh daerah Bali yang diangkat
adalah tari kecak sebagai pendukung tampilan suatu iklan.
2. Segmen
pasar berdasarkan faktor demografi
Pembagian pasar ke dalam kelompok – kelompok
variable demografi (kependudukan) merupakan definisi dari segmen pasar
berdasarkan faktor demografi. Pada segmen ini dimanfaatkan oleh advertiser
untuk mengetahui tingkat keinginan serta pemakaian konsumen terhadap kelompok
variable tertentu. Variabel yang digunakan pada segmen ini adalah tingkat usia
dan daur hidup serta jenis kelamin.
-
Tingkat usia dan daur hidup
Pada vaiabel tingkat usia dan daur hidup,
pengelompokan dilakukan bukan berdasarkan faktor usia tetapi berdasarkan faktor
psikologis konsumen sebagai calon pembeli. Dari faktor psikologis konsumen
dapat dibedakan menjadi beberapa golongan diantaranya :
- Golongan
anak – anak
Pada golongan ini advertiser tergugah untuk
menciptakan periklanan yang terkonsep karena pada golongan ini merupakan masa
perkembangan anak ke arah keremajaan seperti perkembangan fisik, motorik,
kreatifitas, kepribadian moral dan perkembangan lainnya.
- Golongan
Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa
kanak – kanak ke masa dewasa. Pada masa remaja akan terjadi perubahan –
perubahan yang cukup signifikan diantaranya kematangan psikologis dalam
menemukan jati dirinya. Pada masa ini dapat dimanfaatkan oleh advertiser dalam
menginformasikan proudk memlalui iklan mengarah ke segmen pasar remaja. Sebagai
contoh iklan sabun kecantikan yang diperuntukkan bagi perempuan.
- Golongan
Dewasa
Pada golongan dewasa segmen pasar lebih mengarah
pada pemantapan kedudukan, dimana produk – produk yang di tawarkan lebih
eksklusif seperti produk ramah lingkungan.
-
Jenis Kelamin
Penyebaran produk seni dan design ke pasaran dengan
memperhatikan kesempatan baik pria maupun wanita atau kedua – duanya merupakan
definisi dari segmen pasar berdasarkan faktor jenis kelamin. Dalam
menginformasikan produk berdasarkan jenis kelamin harus memperhatikan masing –
masing sifat yang dimiliki dan barang apa yang dibutuhkan.
3. Segmen
pasar berdasarkan faktor psikologi
Jangkauan pasar berdasarkan unsur kejiwaan dalam
diri manusia merupakan definisi dari segmen pasar berdasarkan faktor psikologi.
Pada segmen ini para pembeli dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok
berdasarkan kelas sosial, gaya hidup dan ciri – ciri kepribadian.
-
Kelas Sosial
Suatu masyarakat yang tersusun secara hirarkis dan
mempunyai tingkah laku, nilai dan minat yang sama merupakan pengertian dari
kelas sosial. Produk yang ditujukan khusus pada kelas sosial sangat identik
dengan status si pembeli. Sebagai contoh produk jami yang di kemas dalam
kapsul, dengan tujuan produk tersebut lebih modern dan mudah untuk ditelan.
-
Gaya hidup
Gaya hidup merupakan cerminan dari kepribadian
seseorang dalam pergaulan dengan lingkungannya. Selain pendapat ekonomi
tuntutan dimasyarakat juga mempengaruhi gaya hidup seseorang. Sebagai contoh
kebutuhan handphone yang awalnya digunakan sebagai alat komunikasi, tetapi
sekarang dijadikan sebagai kepuasan batin dan gangsi.
-
Kepribadian
Kepribadian seseorang dapat dimanfaatkan untuk
menganalisis tingkah lakunya dan produk yang dibutuhkan. Sebagai contoh
kepribadian yang suka bergaul, ingin tampil beda dan lain sebagainya. Produk
yang sesuai dengan kepribadian tersebut misalnya produk rokok dan make up
putri.
4. Segmen
pasar berdasarkan faktor behavioristik
Jangkauan pasar yang mengarah pada prilaku konsumen
dengan memperhatikan kelompok – kelompok tertentu berdasarkan pengetahuan,
kegunaa dan sikap. Dalam segmen ini terdiri dari beberapa faktor diantaranya
faktor kesempatan, status pemakai , manfat dan tingkat pemakai.
-
Kesempatan
Konsumen dalam membeli atau memakai suatu produk
dapat menyesuaikan dengan kesempatan yang dimiliki. Kesempatan ini akan
dimanfaatkan oleh advertiser dalam melakukan pengiklanan. Sebagai contoh produk
penganti sarapan, dimana produk ini ditujukan pada orang yang tidak memiliki
kesempatan untuk sarapan pagi.
-
Manfaat
Dalam membeli suatu produk, konsumen lebih
memperhatikan manfaat yang diberikan dari produk tersebut. Sebagai contoh
produk susu tertentu yang dapat membantu mencegah osteoporosis.
-
Status Pemakai
Status pemakai biasanya dimanfaatkan untuk menekan
kepercayaan terhadap suatu produk, serta mengingatkan produk yang telah lama di
tinggalkan. Sebagai contoh jasa asuransi.
-
Tingkat Pemakai
Pada faktor tingkat pemakai akan di lakukan
pengelompokan pemakai produk baik berat menengah dan ringan. Dalam melakukan
pengelompokan ini didasarkan atas tingkat ekonomi dan selera. Sebagai contoh
masyarakat yang memiliki ekonomi menengah ke atas lebih memilih mobil BMW atau
yang sejenisnya.
Implementasi
e-business yang tepat bagi mahasiwa
E-Business merupakan
pemanfaatan teknologi informasi untuk memudahkan proses bisnis serta
menyediakan kerja sama dan komunikasi antara perusahaan pendukung. Dalam
E-Business kegiatan berbisnis di internet tidak saja meliputi pembelian,
penjualan dan jasa, melainkan juga meliputi pelayanan pelanggan dan keja sama
dengan rekan bisnis. Kegiatan E-Business dapat dilakukan oleh semua orang yang
memiliki jiwa entrepreneurship tidak
terkecuali bagi mahasiswa. Bagi seorang mahasiswa peluang untuk
mengimplementasikan E-Business sangat besar mengingat hampir semua mahasiswa
dalam mengerjakan kuliahnya sudah terbiasa memanfaatkan berbagai macam
teknologi. Dengan memiliki kemampuan memanfaatkan berbagai macam teknologi
seorang mahasiswa memliki peluang yang sangat besar untuk mengimplementasikan
E-Business. Adapun bisnis yang dapat di lakukan oleh seorang mahasiswa adalah
sebagai berikut :
1. Bisnis
online penjualan pakaian baik hasil karya sendiri atau orang lain.
2. Bisnis
online penjualan makanan.
3. Bisnis
online penjualan pernak pernik
4. Jasa
penulisan artikel
5. Jasa
pembuatan website
Referensi
:
Handout
E-Business oleh Prof Muhammad Suyanto
Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No 30 Tahun 1990
Tonni
Limbong,S.Kom.,M.Kom. Seminar KMN (Peranan
Mahasiswa Dalam Menghadapi Perkembangan Teknologi Informasi). Aula STMIK
Budi darma Medan. Sabtu 5 Oktober 2013
H.Bambang
Banu Siswoyo. 2009. Pengembangan Jiwa
Kewirausahaan di Kalangan Dosen dan Mahasiswa. Jurnal Ekonomi Bisnis. Online,
No 2, (http://fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/10/bambang_banu4.pdf, diakses
11 November 2014)
Pujiyanto.
2003. Strategi Pemasaran Produk Melalui
Media Periklanan. Jurnal Nirmala Vol 5 No1.
Kotler,
Philip, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanan, dan Penganalisaan, Jakarta:
Erlangga,
1990.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar